Senin, 17 Agustus 2009

Agar Tidak Sekedar Lapar & Haus

Sabda Rasulullah SAW,

''Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa pun selain rasa haus dan lapar.
Betapa banyak orang yang melakukan shalat malam dan shalat tarawih tidak mendapat apa pun selain begadangnya saja.''
[HR Ahmad dan ad-Darimi]


AGAR TIDAK SEKEDAR LAPAR & HAUS
oleh Ibn Ibrahim

Allah SWT menjanjikan banyak 'bonus' pahala selama Ramadhan. Manusia berharap pula adanya bonus-bonus lainnya, antara lain bahwa puasa akan membuat badan lebih sehat, langsing dan bugar. Namun Hadits di atas merupakan peringatan dari Rasulullah bahwa boleh jadi akhirnya Ramadhan hanyak akan memberi rasa lapar dan haus, Artinya, berbagai peluang mendapatkan bonus dunia dan akhirat akan terlewatkan begitu saja.

Ah, sayangnya kalau dari sahur ke saat berbuka yang tersisa hanya rasa lapar dan haus. Apalagi jika di akhir Ramadhan ternyata kita menemukan bahwa dalam diri tidak ada dampak sebulan suci yang berlalu terhadap akhlak dan jiwa kita. Na'udzubillaah. ..!

Di hari pertama Ramadhan ini, ada baiknya kita mengingat kembali berbagai kesalahan yang membuat kita kehilangan peluang mereguk ni'matnya jamuan Ramadhan, agar kita bisa mempersiapkan lahir batin kita, terutama untuk bertekad agar kesalahan ini, jikapun pernah kita lakukan, tidak terulang di Ramadhan kali ini (karena siapa yang tahu, apakah kita akan sampai pada Ramadhan tahun depan?).

Apa sajakah kesalahan-kesalahan yang umum kita lakukan dalam Ramadhan...?

1. Tidak memiliki program, target dan harapan dalam memasuki Ramadhan

Bagi kebanyakan orang, Ramadhan hanyalah rutinitas tahunan yang harus dilewati. Dirasakan hanya sebagai 'siklus biologis', yaitu bahwa ada perubahan pola makan dan tidur (mungkin juga pola merokok). Agenda yang dibuat untuk mengisi bulan suci ini hanyalah agenda duniawi seperti memikirkan menu sahur dan buka, acara buka puasa bersama, hantaran serta bingkisan lebaran, THR, baju baru, 'angpau' untuk anak, adik dan keponakan. Dengan setumpuk agenda seperti itu, barangkali memang wajar bahwa tak ada waktu yang tersisa untuk memikirkan agenda akhirat?

Padahal seharusnya, Ramadhan kita masuki dengan harapan dan target untuk sedikit membuat perbaikan dalam diri. Sedikit saja, tak perlu muluk-muluk. Misalnya bahwa minimal di bulan ini kita paksa diri untuk tidak sekalipun meninggalkan sholat wajib atau bagi yang sholatnya telah sempurna, niatkan untuk menyegerakan sholat di awal waktu, setelah adzan. Bagi yang sudah memiliki keluarga, niatkan bahwa setiap hari minimal ada satu waktu sholat yang dikerjakan berjama'ah, atau niatkan bahwa setiap malam melakukan suatu kegiatan Islami yang bisa memupuk kebersamaan, misalnya tadarusan atau bila putra-putri masih kecil, mendongengkan kisah-kisah nabi.

Setiap hari, ketika berangkat dari rumah, targetkan diri untuk bersedekah. Sedekah senyum, sedekah tempat duduk di kendaraan umum, sedekah memberi jalan pada kendaraan lain di perempatan atau minimal... targetkan untuk mengendalikan diri; tidak mengomel dan mengumpat ketika ada angkot 'ngetem' dan membuat macet jalanan.

2. Memasuki Ramadhan Tanpa Bekal Ilmu

Ada berbagai keutamaan sepanjang Ramadhan. Ada pula hukum dan aturan Ramadhan yang harus dipenuhi. Dengan sedikit kemauan untuk mencari akses informasi (buku, buletin dakwah, situs di internet, ceramah di radio, tv, majalah atau koran, pengajian dll) kita bisa lebih mengenal Ramadhan, dan mungkin bahkan mendapat bonus menjadi lebih mengenal agama kita. Dengan bekal ilmu, kita bisa maksimal dalam beribadah dan yang lebih baik lagi, mungkin kita bahkan jadi bisa berbagi manfaat ilmu itu dengan orang lain.

3. Tidak mengalokasikan anggaran untuk berinfaq (di luar zakat yang wajib).

Alih-alih berinfaq, kita malah sibuk membuat anggaran untuk keperluan buka puasa dan persiapan hari raya. Sedihnya lagi, banyak yang merasa 'takut miskin' sehingga enggan berinfaq dan bersedekah. Padahal rizki yang kita dapatkan di dunia ini sudah merupakan ketetapan dari Allah SWT yang jumlahnya tidak akan menjadi lebih banyak bila kita simpan dan sayang-sayang di dalam brankas super aman. Dalam harta kita yang kelihatannya paling sedikit sekalipun, ada hak orang lain yang wajib kita keluarkan. Apalagi jika harta yang Allah SWT titipkan pada kita agak banyak atau malah sangat banyak, sudah pasti banyaknya itu merupakan ujian apakah kita ingat, bahwa harta yang banyak itu bukan milik kita ??

Friends,
Yuuk kita berlomba-lomba mencari pahala Allah SWT.
Semoga di Ramadhan tahun ini kita bisa menjalaninya lebih baik dari tahun kemarin... amiin.

Tidak ada komentar: