Sabtu, 30 Januari 2010

Masturbasi Diusia Senja


Tidak banyak riset ilmiah yang memperhatikan manfaat masturbasi. Sebagian besar justru pesan moral yang negatif, mendompleng seolah-olah berdasarkan temuan ilmiah, namun tentu saja tidak akurat.

Padahal seperti dikutip dari Medical Review Board, dari segi kesehatan masturbasi memberikan lebih banyak manfaat positif dibanding pengaruh negatifnya.
Pada kenyataannya, konselor seks tidak pernah memandang masturbasi dengan sebelah mata. Justru ditempatkan sebagai cara pertama dan paling aman untuk mengetahui apakah tubuh mempunyai fungsi seks yang sempurna.

Manusia dapat mengetahui apa yang menyebabkan dirinya terangsang dan tidak. Dari segi pendidikan seks, masturbasi lebih baik daripada buku teks, video, atau Internet.
Jika berhubungan seks dengan pasangan terperangkap pada mengejar kepuasan salah seorang, perasaan malu atau perhatian terpecah karena masih sempat memikirkan apa yang terjadi pada tubuh, maka masturbasi dipandang sebagai cara untuk menemukan fungsi-sungsi baru dari organ seksual.

Kenapa? karena pikiran hanya terfokus pada respon seks tubuh kita sendiri.

Perilaku seksual swalayan ini pun dipandang sebagai obat tidur ampuh, terlebih jika sampai jam dua dini hari, mata masih terang benderang padahal sudah berbaring sejak pukul 23.00.

Dari survei tahun 2000 yang dilakukan pada pada perempuan di AS, 32% di antaranya berkata, melakukan masturbasi dalam tiga bulan terakhir untuk membuat terlelap lebih cepat dibanding menonton TV, menghitung domba bahkan menelan pil tidur.
Rasa kantuk muncul karena pelepasan hormon dan endorfin pada waktu saat orgasme. Keuntungan lainnya membuat pikiran lebih ringan dan mengolahragakan jantung.

Jika terkena rasa sakit temporer atau kronik yang disebabkan oleh kram, kepala puyeng atau sebab lain, maka orgasme menjadi obat mujarab. Sebaiknya melakukan hubungan seks namun jika tidak memiliki pasangan, mastubasi dapat menjadi pilihan.

Rasa nyaman yang ditimbulkan dari orgasme dapat menjadi pengusir stres yang hadir pada diri kita. Apalagi jika masturbasi dibarengi dengan fantasi seks.
Memang tidak akan menghilangkan stres seluruhnya, namun paling tidak menjadi ruang pelepasan. Toh, tidak mahal atau merusak.

Hasil dua penelitian menunjukkan ada hubungan antara jumlah ejakulasi pria dan risiko terkena risiko prostat. Kelenjar prostat menghasilkan dan menyimpan cairan seminimal yang dapat berubah menjadi tidak sehat jika mengendap terlalu lama.
Kumpulan cairan ini tidak selalu menjadi masalah, namun pada sebagian pria yang jarang ejakulasi cenderung menjadi pemicu kanker prostat.

Penelitian yang lainnya mengajukan teori bahwa orgasme memberikan efek perlindungan melawan kanker payudara melalui pelepasan oktosin saat orgasme (Unknwon)

Rabu, 20 Januari 2010

Masturbasi Berguna Bagi Kesehatan


Sebuah penelitian menghasilkan temuan yang cukup mengejutkan mengenai efek yang ditimbulkan dari aktivitas masturbasi. Memang, masturbasi dari dulu dianggap tindakan yang melenceng dari moral dan juga hanya ditonjolkan efek-efek negatifnya saja.

Namun kini fakta yang ditemukan adalah bahwa masturbasi merupakan sebuah ekspresi seksual yang masih dikategorikan wajar dan sehat, serta memiliki lebih banyak efek positif dibandingkan dengan sisi negatifnya.

Banyak orang masih percaya pada beberapa mitos tentang masturbasi, seperti : masturbasi adalah aktivitas seks semu bagi orang-orang yang tak punya pasangan, masturbasi tak baik bagi kesehatan, masturbasi hanya untuk pria dan wanita tak memerlukannya, orang yang punya pasangan tak akan bermasturbasi, dll.

Maka ada baiknya kita mempelajari lebih jauh tentang efek masturbasi yang sebenarnya, bagi tubuh dan pikiran.

1. Menambah Pengetahuan Para ahli seks mengatakan bahwa masturbasi adalah hal yang mendasar dalam memahami kesehatan seksual. Masturbasi adalah hal yang pertama kali, paling aman dan cara yang terbaik untuk mengetahui bagaimana cara kerja organ-organ seks.
Anda juga akan belajar tentang apa saja yang bisa membuat Anda terangsang ataupun tidak, bagaimana cara memberikan kenikmatan seksual pada diri sendiri secara singkat dan 'mandiri'. Sebagai sebuah pembelajaran, masturbasi lebih baik daripada materi dalam bentuk tulisan, video maupun website.

2. Membantu Mengeksplorasi Diri Sendiri
Mungkin Anda tahu bagaimana cara melakukannya secara teori dan menjelaskannya dengan panjang lebar, namun sebenarnya kemampuan Anda dalam mengeksplorasi kenikmatan seksual adalah tak terbatas dan masturbasi adalah cara yang paling ampuh untuk bisa menemukan hal-hal yang baru.

3. Cara Ampuh Mengatasi Susah Tidur Masturbasi adalah salah satu cara mengatasi insomnia alias susah tidur. Dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap 2000 orang wanita di AS, sebanyak 32% mengatakan bahwa mereka melakukan masturbasi dalam waktu tiga bulan terakhir agar bisa tidur nyenyak.
Hal itu bisa terjadi karena hormon-hormon yang dikeluarkan setelah orgasme, yang berfungsi untuk menyegarkan kepala atau meningkatkan kinerja pembuluh darah kecil. Orgasme yang dicapai setelah masturbasi bisa membantu Anda tidur nyenyak, tanpa perlu obat-obatan, televisi maupun cara-cara yang lain.

4. Mengurangi Rasa Sakit Bila Anda punya gangguan seperti sakit kepala, pusing-pusing dan kram akibat menstruasi, masturbasi dan orgasme seringkali juga bisa memberikan penghilang rasa sakit alami. Namun untuk kondisi-kondisi tertentu, seperti migrain, orgasme bisa bisa mengurangi rasa sakitnya atau malah meningkatkannya.

5. Mengurangi Stress
Beberapa studi menemukan beberapa efek relaksasi yang dihasilkan dari kegiatan masturbasi. Disamping keuntungan secara fisik, masturbasi adalah soal bagaimana Anda bisa mengatasi sendiri segala tekanan yang Anda alami di tengah kesibukan Anda, apalagi bila dibarengi dengan fantasi seks.

6. Bisa Mencegah Timbulnya Kanker Prostat
Ejakulasi yang dialami oleh pria ternyata juga terkait dengan timbulnya kanker prostat. Kelenjar prostat menghasilkan dan menyimpan suatu cairan dan cairan tersebut bisa jadi mengendap dalam prostat jika seorang lelaki lama tak mengalami ejakulasi.
Endapan ini tak selalu menimbulkan masalah, tapi menurut penelitian lelaki yang mengalami ejakulasi secara teratur beresiko lebih kecil terkena kanker prostat. Sementara peneliti lainnya menghasilkan teori bahwa orgasme bisa menumbuhkan sesuatu yang bisa mencegah timbulnya kanker. (Unknown)


Sabtu, 16 Januari 2010

Mencari Nikmat Lewat Masturbasi, Normalkah?


Salah satu upaya mencapai kenikmatan saat tak ada pelampiasan atau 'kepepet', adalah dengan melakukan masturbasi.

Kegiatan onani ini, banyak dilakukan oleh banyak orang dewasa meski ia memiliki fisik dan mental yang baik. Umumnya merupakan pengalaman seksual pertama baik bagi pria maupun wanita. Secara kedokteran pun dianggap normal, sebab merupakan salah satu bagian dari rasa ingin tahu manusia yang mulai beranjak dewasa. Bahkan pada beberapa orang, masturbasi masih dilakukan ketika dewasa dan telah menikah.

Untuk lebih jelasnya, masturbasi merupakan stimulasi atau perangsangan organ genital pribadi untuk mencapai kepuasan seksual yang biasanya diakhiri dengan orgasme.

Stimulasi ini bisa dilakukan dengan memegang, menggosok atau memijat penis (pada pria) atau klitoris (pada wanita) hingga mencapai orgasme.

Pada beberapa wanita, stimulasi dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti vibrator.


Tindakan seksual normal dan aman.

Masturbasi kerap menjadi pilihan untuk melepaskan hasrat seksual yang meningkat seiring waktu, khususnya bagi mereka yang belum memiliki pasangan atau ketiadaan pasangan pada saat itu. Juga kerap dipakai sebagai alternatif untuk menghindari kehamilan dan penularan penyakit seksual.

Misalnya, ketika seorang pria memeriksakan kesuburannya, maka contoh semen yang diperoleh dilakukan dengan cara masturbasi. Sedangkan pada kasus disfungsi seksual, masturbasi kadang digunakan sebagai salah satu metode pengobatan oleh terapis agar mencapai orgasme (pada wanita) atau untuk menunda/memperlama orgasme (pada pria). Tapi bagi beberapa orang, tindakan masturbasi dianggap tidak normal atau penyimpangan seksual.

Tapi seiring perkembangan kebudayaan dan pemahaman yang lebih maju mengenai kedokteran, masturbasi dianggap normal dan aman sebagai salah satu alternatif pemuasan hasrat seksual.

Di sisi lain, kegiatan masturbasi dianggap tidak normal bila membuat orang tersebut menjadi malas berhubungan intim dengan pasangannya. Begitu pula bila dilakukan dengan cara yang tidak normal, karena dapat diindikasikan sebagai ketidaknormalan mental, misalnya di depan umum.

Masturbasi juga akan dianggap tidak normal, apabila kemudian menimbulkan perasaan berdosa, bersalah dan malu. Agar tidak menimbulkan perasaan tersebut, ada baiknya hasrat seksual tersebut 'energinya' dialihkan untuk olah raga. Selama tidak membahayakan tubuh dan menimbulkan kerusakan fisik, dunia kedokteran menganggap masturbasi sebagai tindakan yang normal dan tidak membahayakan. Para ahli bahkan menyarankannya untuk meningkatkan kemampuan seksual seseorang.

Dengan mengeksplorasi seluruh tubuh dengan masturbasi, justru diharapkan orang tersebut mampu menemukan titik-titik erotis tubuhnya (G Spot) yang paling mudah untuk dirangsang. (Unknown)