Jumat, 04 Desember 2009

Masjid Sultan yang Terus Bertahan


Palembang - Masjid Agung Palembang ini dibangun pertama kali oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Pangeran Jayo Wikramo pada 1 Jumadil Akhir 1151 H atau 1738 masehi. Bangunan ini berdiri di belakang Benteng Kuto Besak, istana Sultan yang dulunya terletak di suatu pulau yang dikelilingi sungai Musi, sungai Sekanak, sungai Tengkuruk, dan sungai Kapuran.

Bangunan Masjid kali pertama dibangun berukuran hampir berbentuk persegi empat yakni 30 meter x 36 meter. Keempat sisi bangunan ini terdapat empat penampilan yang berfungsi sebagai pintu masuk, kecuali di bagian barat yang merupakan mihrab.

Atapnya berbentuk atap tumpung, terdiri dari tiga tingkat yang melambangkan filosofi keagamaan. Atap berundak adalah pengaruh dari candi.

Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan kelas satu dari Tiongkok dan Eropa. Arsiteknya atau para pekerjanya berasal dari Tiongkok.

Lantaran sulitnya mendatangkan material bangunan, maka pekerjaan masjid ini cukup lama. Masjid baru selesai dikerjakan dan diresmikan pada tanggal 28 Jumadil awal 1161 H atau 26 Mei 1748 M.

Pada awalnya masjid ini tidak mempunyai menara. Baru pada tahun 1753 dibuat menara yang beratap genteng. Kemudian pada tahun 1821 atap genteng diganti dengan atap sirap. Menara juga ditinggikan yang dilengkapi beranda lingkar.

Setelah 100 tahun lebih masjid itu berdiri, sekitar tahun 1848 diadakan rencana perluasan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sebelum perluasan itu, bentuk gerbang serambi masuk telah diubah dari bentuk tradisional menjadi bentuk Doric.

Pada tahun 1879 telah diadakan perubahan masjid, perluasan bentuk gerbang serambi masuk dibongkar ditambah serambi yang terbuka dengan tiang benton bulat sehingga bentuknya seperti Pendopo atau seperti gaya bangunan kolonial. INi merupakan perluasan pertama dan penambahan rancangan. Tahun 1874 dilaporkan bentuk menara berubah dari aslinya, dan tahun 1916 menara ini disempurnakan lagi.

Pada tahun 1930 diadakan perubahan yaitu menambah jarak pilar menjadi 4 meter dari atap. Setelah kemerdekaan, tahun 1952 dilakukan perluasan ketiga dengan bentuk yang tidak lagi harmonis dengan aslinya dengan ditambah kubah.

Pengurus Yayasan Masjid Agung 1966 -1979 meneruskan penambahan ruangan dengan menambah bangunan lantai 2, yang selesai tahun 1969. Pada tanggal 22 januari 1970 dimulai pembanguan menara baru dengan tinggi 45 meter, bersegi 12 yang dibiayai Pertamina dan diresmikan pada tanggal 1 Februari 1971.

Sejak tahun 2000 masjid ini direnovasi dan selesai pada tanggal 16 Juni 2003 yang diresmikan oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri. Hingga saat ini masjid sultan ini masih terus bertahan

Tidak ada komentar: