Kini sebut padaku.
Bagaimana kita bisa berjumpa disuatu tempat dalam waktu yang sama ?
Ruang bukanlah antara bumi dan mentari, bagi orang yang menatap ke bawah dari jendela2 galaksi Bima Sakti.
Kemanusiaan adalah sungai pencerahan yang mengalir dari luar keabadian ke dalam keabadian.
Bukankah jiwa2 yang bersemayam dalam kefanaan lelaki pencemburu senantiasa berduka ?
Dalam perjalananku menuju kota suci, aku telah berjumpa dengan penziarah yang lain, aku bertanya kepadanya, " Inikah jalan menuju kota suci ? "
Dan dia berujar, " Ikutlah aku, engkau akan senantiasa menemukan kota suci dalam siang maupun malam ". Dan aku pun menuruti jejaknya.
Kami telah berjalan berhari-hari dan bermalam-malam. Tapi belum jua menemukan kota suci.
Sesuatu telah membuatku terkejut, Ia membenciku karena Ia telah menyesatkanku.
Jadikanlah aku, oh Tuhan....
Sesegera Engkau menjadikan kelinci sembahanku.
Satu fajar mungkin tak cukup kuat untuk selamat dari sergapan malam.
Rumahku berkata kepadaku, " Jangan tinggalkan aku, disinilah engkau bersemayam sejak dulu "
Dan jalan berkata padaku, " Datang dan ikutilah jejakku, karena aku adalah Masa Depanmu ".
Dan akupun berkata kepada mereka berdua, Rumahku dan Jalan, " Aku tak memiliki saat lalu, tak jua saat depan. Jika aku tinggal disini, itu artinya kepergianku dalam diam, dan jika aku pergi itu artinya diamku dalam kepergianku. Sekedar Cinta dan Kematian yang bisa mengubah segalanya ".
Bagaimana aku bisa kehilangan kekuatanku dalam keadilan kehidupan, saat ilusi2 mereka yang tidur di kasur empuk tak lebih baik daripada ilusi2 mereka yang tidur beralaskan tanah ?
Aneh, setiap kenikmatan adalah bagian dari duka nestapaku (KG).
Kasih.... kini aku tau....
Cinta itu memberi dan menerima
Cinta adalah benih kehidupan
Karena engkau mencintaiku, maka kuserahkan hati dan jiwaku
Dan aku ingin menjadi masa depanmu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar