Sabtu, 19 Juli 2008

Tembang Cahaya Cinta

Tenanglah hatiku....
Tenanglah hingga fajar tiba
Karena dia yang menanti pagi dengan sabar, akan menyambut pagi dengan kekuatan.
Dia yang mencintai cahaya, akan di cintai cahaya....

Cinta adalah kata2 yang bercahaya.
Ditulis oleh tangan yang bercahaya, diatas lembaran yang bercahaya.
Beginilah tembang cinta.
Dapatkah kemarahan dan kekacauan menyanyikannya ?
Dia lebih harum ketimbang melati.
Suara apakah yang bisa memperbudaknya ?
Dia lebih indah daripada selaput rahasia sang perawan.
Gitar macam apa yang bisa mengalunkan nadanya ?
Siapakah yang berani menyatukan debur ombak lautan dengan tembang burung kepondang ?
Siapakah yang berani mengadukan antara jeritan pahara dengan rengekan seorang bocah ?
Siapakah yang berani mengadukan lolongan dengan suara hati ?
Manusia manakah yang berani dan pantas menyanyi dengan suara tembang Tuhan ?
Dakulah pengabdi Cinta. Anggur Jiwa. Cermin Hati.
Aku sekuntum bunga mawar. Hatiku terbuka dikala fajar.
Dan seorang perawan mencium dan menaruhku di dalamnya.
Dakulah rumah kebahagiaan dan sumber suka cita.
Dakulah awal ketentraman dan ketenangan.
Aku hadir dalam jiwa yang merana, aku memohon doa dengan sepenuh jiwa.
Dia menyinari tuntutan keheningan.
Kecemburuan tak akan menghilangkan kesadaranku.
Kegilaan tak akan menghancurkan eksistensiku.
Wahai sang kekasih....
Dakulah kebenaran. Kebenaran sejati.
Kebenaran mu dalam mencari dan menerima serta melindungi, akan senantiasa menuruti tingkah laku kebiasaanku. (KG - Song of The soul)
Kasih....
Semoga aku menjadi kebenaran buatmu.
Hingga kau akan mengakhiri semuanya bersamaku, untuk selamanya...

Tidak ada komentar: