Minggu, 01 Maret 2009

Menjemput Rizki Seperti Burung

Didalam Al-Quran ALLAH berfirman, tidak semata - mata diciptakan mahluk melata kecuali dengan rizkinya. Firman tersebut adalah petunjuk bagi manusia, bahwa siapapun terlahir ke dunia ini dengan rizki yang ditentukan oleh-NYA. Jangankan manusia, hewan melata pun rizkinya telah disediakan.

Karena telah tersedia, maka rizki itu tinggal dijemput saja, tidak perlu dicari. Beda kan antara dijemput dengan dicari. Kalau dijemput, jelas sesuatu yang akan kita jemput itu memang sudah ada. Tetapi kata dicari mengindikasikan bahwa hal yang kita cari itu bisa ada dan bisa tidak ada.

Contohnya begini, Anda akan menjemput istri, berarti istri Anda memang ada, tinggal Anda dapatkan informasi tambahan dimana istri Anda harus dijemput.

Misalnya dijemput di mall. Nah, kalau Anda akan mencari istri, berarti istri Anda bisa jadi ada atau tidak ada, atau jangan - jangan Anda belum punya istri ? he..he.. ya kalau begitu dicari di mall pun tidak akan ketemu.


Ubahlah cara pandang terhadap rizki. Bukan dicari, melainkan dijemput.


Karena dalam benak kita rizki itu harus dicari, harus berusaha mencari, atau harus bekerja keras mencarinya, maka jelaslah menemukan rizki itu menjadi sulit. Ingat!, apapun yang Anda pikirkan, pikiran Anda akan selalu berusaha mewujudkannya. Saat Anda berpikir uang adalah hasil kerja keras atau hasil kerja yang sulit, maka kesulitanlah yang akhirnya Anda temui.


Mari kita tengok bagaimana burung menemukan rizkinya. Seekor burung ketika merasa lapar, pastilah keluar dari sarangnya. Perhatikan!, ia mulai mengepakan sayap, dan... terbang!!!. Burung terbang selalu memanfaatkan angin, dan hap!... dapatlah makanan yang ia mau. Sulit ?, tentu saja tidak, karena angin membantunya terbang ke tempat yang ia tuju. Yang perlu ia lakukan sangat sederhana, hanya keluar dari sarang, dan mengepakan sayap.

Lain cerita kalau burung tersebut terbang melawan angin. Pasti sangat melelahkan, dan makanan belum tentu didapatnya.

Bagi burung, angin bisa jadi sebuah petunjuk berarti yang mengarahkan kemana ia harus terbang menjemput rizkinya hari itu.


Nah, belajar dari burung, coba perhatikan bagaimanakah Anda menjemput rizki. Mengikuti petunjuk atau tidak?. Kalau tidak, jelas... upaya Anda jadi semakin keras, melelahkan, penuh keluh kesah, dan sebagainya.

Petunjuknya kan dijemput, bukan dicari. Jadi kalau rizki itu dicari - cari, ya Anda sudah tahu konsekwensinya.


Bagaimana menemukan petunjuk itu?. Bersyukurlah manusia diberi akal, pikiran, dan kepekaan rasa. Berbekal tiga komponen ini manusia bisa membaca petunjuk ? petunjuk yang telah diberikan Tuhan. Ingat!, hidayah ALLAAH itu tersebar luas di muka bumi. Maka jangan pernah berkata Anda tidak diberikan petunjuk oleh-NYA.


Ada kalanya, tanpa disadari, manusia menahan diri untuk mengikuti petunjuk itu. Istilah saya adalah Blocking?. Petunjuk sudah didepan mata, tapi kita malah mengabaikanya dan kembali pada pilihan semula, jalan yang keras dan melawan arah. Seperti burung yang mendapati angin bertiup ke arah tujuan, tapi ia tidak pernah mengepakan sayapnya sedikit pun.


Ada orang yang telah berkali - kali diberi petunjuk menjemput rizki dengan cara berwirausaha, tapi yang dilakukannya tetap saja kembali pada rutinitas kantoran. Atau justru sebaliknya. Nah, ujung - ujungnya protes lah yang dilayangkan kepada Sang KHALIQ. Manusia memang aneh ya...


by Muhammad Isman (trainer & Motivator Indonesia)


Tidak ada komentar: