Jumat, 18 April 2008

Cinta & Kesetiaan Ter-uji - Part 4



11 April 2008,
Ari melanjutkan perjalanannya ke kalimantan untuk menyelesaikan urusan bisnisnya disana.
Selama Ari di kalimantan, kebahagiaan masih selalu ada di hati mereka berdua, mereka selalu berkomunikasi baik pagi, siang dan malam. Mereka selalu memberitahu pasangannya apa aja yang mereka lakukan hari ini dan esok. Mereka selalu bahagia dan cinta kasih sayang mereka semakin besar, begitu juga dengan kerinduan mereka berdua. Tapi disela-sela kebahagiaan mereka, kedukaan yang amat dalam pun hadir pada mereka berdua. What happened....??



Semua karena ulah Aisya. Keyakinan Aisya pada Ari kadang diragukan... Jika Aisya mengingat masa lalu Ari, kejadian2 saat Aisya di kota Malang, dia langsung merasa ragu dengan apa yang dilakukan oleh Ari, mulai sifat suudzon Aisya kambuh, dia suka mereka-reka dan membuat cerita sendiri yang akhirnya juga membuat dirinya sakit, bukan hanya Ari. Hal ini sudah sering terjadi... Aisya selalu bersikap seperti itu, padahal Aisya tau itu tidak baik untuk kelanjutan hubungannya. Beruntung Aisya mendapatkan kekasih yang baik hati, kekasih yang pemaaf dan kekasih yang penuh dengan cinta dan kesabaran. Ari selalu memaafkan Aisya, Ari dengan sabar selalu mengingatkan Aisya... berharap Aisya bisa berpikir dewasa untuk selalu maju ke depan bukan mundur ke belakang.
Jika sudah mendapat maaf Ari dan nasehat dari Ari, Aisya menyadari kesalahannya dan Aisya menangis serta janji untuk tidak akan mengulangnya lagi.


Tapi ternyata janji Aisya tidak tulus.... dia mulai mengulangnya lagi, hanya karena mengikuti kecurigaannya atas keberadaan Ari di Kalimantan. Kali ini akibatnya sangat fatal.... Ari merasa stress dan bingung akan semua ini, sampai akhirnya penyakit masa kecilnya kambuh, dia mimisan hebat, darah banyak keluar dari hidungnya dan membuat dia pingsan, akhirnya Ari harus dirawat di RS. Kali ini Ari merasa jatuh dan menderita karena sikap Aisya.


Duh Tuhan.... hal ini tidak terpikirkan oleh Aisya, klo akibatnya akan seperti ini. Aisya sangat menyesali semua ini, Aisya menangis sedih atas semua ini, Aisya memarahi dirinya sendiri, Aisya sampai tidak mau memaafkan dirinya sendiri karena kesalahannya ini.

Tuhanku.... Ampuni aku, ampuni kesalahanku pada orang yang aku cintai. Aku tidak bermaksud mematahkan semangatnya, aku tidak bermaksud membuatnya menderita. Tuhanku.... ampuni aku... berikan dia kesehatan dan keselamatan, lindungi dia dimanapun dia berada Tuhan... aku sangat menyayangnya dan aku takut akan kehilangannya.



Hari2 Aisya menyesali perbuatannya, Aisya selalu menangis, dia selalu memonitor keadaan Ari tapi sangat sulit, karena ponsel Ari kadang off. Sampai akhirnya Aisyapun berbagi rasa dengan putrinya... dan hasilnya putri2nya pun memarahi sikap Aisya. Putri2 Aisya membela Ari, karena mereka merasakan kasih sayang yang tulus dari Ari, walau Ari belum menjadi papa barunya. Mereka merasakan klo Ari adalah laki2 yang pantas untuk menemani hidup Mamanya.


Kebahagiaan yang semula dirasakan oleh Aisya dan Ari, kini menjadi kedukaan yang amat dalam buat Ari dan Aisya. Semua seakan berubah menjadi sedikit hambar...

Ada apa denganmu Aisya ? bukankah kalian telah berjanji untuk menutup masa lalu ? Tapi kenapa kamu selalu mengungkit masa lalu Ari, padahal kamu sendiri mempunyai masa lalu yang mungkin lebih buruk dari Ari ?.


Ach... Aisya kenapa kamu seperti itu ?? Apakah karena rasa sayangmu yang besar pada Ari, sehingga api cemburu membakar hatimu ? padahal itu cerita lama, masa lalu yang nga mungkin akan hadir kembali di kehidupan Ari dan dirimu....


Mana kepercayaanmu dan keyakinananmu atas semua Cinta dan sikap Ari padamu..??
Ingat Aisya !! Ari telah berjanji padamu, pada keluargamu, pada keluarganya juga pada anak2mu, bahwa apa yang dia kerjakan hanya untukmu, hanya untuk kebahagiaan kalian semua. Ingat !! Ari juga pernah bersumpah atas nama Allah dan Rosulnya, bahwa cinta dan kasih sayangnya dan hidupnya hanya untukmu dan anak2mu. Ingat itu Aisya !!


Sadarlah Aisya... apa yang kamu lakukan adalah salah.



Yach... Aisya menyadari kesalahannya, dia bersujud bersimpuh di kaki Tuhan untuk memohon ampun atas semua perbuatannya pada orang yang dia cintai, yaitu kekasihnya.


Aisya menyesali perbuatannya dan kali ini Aisya benar2 berjanji untuk tidak lagi berbuat itu... mungkin ini ujian atas Cinta kasih mereka, ujian atas Kesetiaan janji mereka.



Hari2 Aisya semakin mendekatkan diri pada NYA, untuk memohon ampun dan memohon perlindungan bagi orang tercintanya, tak lupa Aisya pun selalu berdoa untuk kebersamaannya dengan kekasihnya. Dia telah bulat akan pilihannya, kali ini dia berjanji akan selalu menerima Ari dengan ketulusan dan keikhlasannya.


Tuhanku.... jangan biarkan kami menderita, jangan biarkan kami terluka... satukan kami kembali Tuhan... satukan kami kembali dalam Cinta dan kasih sayang yang suci.



Aisya tak putus asa, dia selalu memonitor keadaan Ari, dia kadang khawatir karena Ari sulit dihubungi, sampai Aisya mencari tau keberadaan Ari dan kondisi Ari pada temannya Ari di kalimantan. Aisya bertambah sedih, saat tau dari temannya Ari, klo Ari adalah lelaki yang baik, penolong dan sangat mencintai Aisya yang sudah dianggap belahan jiwanya, hidup dan matinya.


Padahal temannya itu belum lama mengenal Ari, tapi dia sudah merasa dekat dengan Ari karena kebaikannya.


Duh Tuhan... betapa jahatnya aku, selalu berpikiran buruk tentang lelaki yang aku cintai, aku sungguh buta tidak merasakan betapa kasih sayang dan Cinta nya begitu besar padaku. Aku malah meragukannya, aku malah mencurigainya. Tuhan.... ampuni aku... Maafkan aku mas....


Aisya semakin menyesali sikapnya pada Ari, rasa sayangnya pada Ari kini semakin besar dan tekadnya untuk tidak mengecewakan Ari juga semakin besar. Aisya harus membangkitkan kembali semangat Ari, Aisya harus menyakinkan kembali Cintanya pada Ari dan hanya pada Ari seorang.


Alhamdulillah... karena doa2nya Aisya, akhirnya komunikasi terjalin kembali anatara Aisya dan Ari walau tidak selancar dulu, karena status Ari sebagai pasien yang harus mengikuti aturan RS, sehingga tidak boleh menggunakan ponselnya dan berhubungan dengan dunia luar.


Aisya memakluminya, yang jelas... Aisya merasa bahagia karena bisa komunikasi lagi dengan kekasihnya walau tidak selancar dulu. Aisya meminta maaf pada Ari, Aisya menangis menyesali perbuatannya.


Ari ikut bersedih karena Aisya menangis... Tuhan sungguh berbaik hati pada Aisya, karena Ari tidak lagi mempermasalahan kesalahan Aisya, Ari sudah memaafkan dan melupakan hal itu. Tapi Aisya juga bersedih karena Ari sudah terlanjur merasakan kekecewaan yang cukup dalam. Aisya berusaha meyakinkan Ari akan ketulusan dan keikhlasannya untuk kembali menjalin Cinta & kasih sayang bersama Ari tanpa ada lagi hal2 yang akan membuat mereka berdua kecewa atau tersakiti.


Aisya sudah bertekad, hanya Ari pilihan hidupnya dan hanya Ari lelaki yang ada dihatinya. Kejatuhan dan kekecewaan Ari adalah kejatuhan dan kekecewaannya, kebahagiaan Ari adalah juga kebahagiaannya.


Ari merasa bahagia kembali dan memegang semua kata2 Aisya. Senyum manis Ari mengembang kembali di bibirnya dan semangat Ari kembali bergelora, saat Aisya berjanji akan merealisasikan semua kata2nya.


Tuhan.... bantu aku untuk tetap teguh dengan janji2ku dan merealisasikan kata2ku pada orang yang aku cinta.

Tidak ada komentar: