Jumat, 13 Februari 2009

Cobaan Cinta


Jangan pernah berharap cobaan, ujian, rintangan, hambatan, masalah, kesulitan, atau apapun namanya, berhenti menghampiri. Sebab hidup ini adalah ruang dan masa cobaan berlangsung.
Kehidupan cinta insan manusia pasti dihampiri oleh cobaan. Selalu. Susul menyusul tak pernah berhenti. Seperti deru ombak yang tak pernah lelah menghantam prasasti cinta yang dibangun.

Cinta tak lain sebuah prasasti
Yang terbangun di pinggir pantai prahara
Satu hal yang membuatnya kokoh berdiri
Ialah keteguhan hati tuk selalu setia


Namun keteguhan hati pecinta sejati jauh lebih kuat dari setiap ombak yang datang bagaikan sebuah benteng kokoh nan tinggi yang mengelilingi prasasti cinta. Keteguhan hati melahirkan kesetiaan. Kesetiaan untuk mendampingi kekasih dalam setiap gelombang kesulitan. Kesetiaan untuk turut mengambil porsi duka yang menimpanya. Kesetiaan untuk merawat pohon kebahagiaannya dan menyiraminya tanpa jeda.
Keteguhan hati ini merupakan satu dari karakteristik ¿mitsaqon gholidho¿. Mitsaqon gholidho adalah sebuah ikatan yang kuat. Bayangkan engkau memiliki kuda terbaik di kampungmu. Maka ketika kau menambatkannya, ikatanmu sangatlah kuat. Atau bayangkan engkau membeli sebuah permata paling indah di negerimu. Maka setelah kau memasukkannya ke kantung, ikatanmu seribu kali lebih kuat daripada jika yang kaumasukkan adalah batu akik biasa. Namun, ikatan mitsaqon gholidho sepasang kekasih jauh lebih kuat dari itu. Sebab kekasihmu jauh lebih berharga ketimbang kuda pilihan atau permata yang bias sinarnya paling mengagumkan. Kekasihmu adalah tak ternilai. Tak pula dapat dibandingkan dengan benda.
Jika kuda itu menjadi tua dan lemah, tentu rasa cintamu surut dan kemudian hilang. Kau akan mencari kuda lain yang masih gagah, dan kuat. Ketika kemudian ada batu permata yang jauh lebih indah dan berkilau, tentu rasa banggamu terhadapnya terkikis dan lantas berusaha mendapatkan permata yang lebih indah itu. Namun tidak demikian halnya dengan kekasih pujaan. Kekasihmu adalah dirimu. Apakah kau akan membenci dirimu ketika rambutmu mulai beruban? Ketika dahimu mulai berkerut? Ketika gigimu mulai tanggal? Atau ketika badanmu menjadi tambun dan tak setegap dulu? Tentu tidak!.
Cintamu terhadap dirimu sendiri akan tetap ada. Tak luntur. Maka begitu pulalah cintamu kepada kekasih. Tak pernah pudar meski tubuhnya tak selangsing dulu. Dan senyumnya tak semekar dulu. Itulah mitsaqon gholidho.

Maka wahai pecinta, perkuatlah selalu ikatan hatimu dan hati kekasih. Dirimu dan dirinya adalah satu. Tak terpisahkan. Tidak oleh riak-riak problema kecil. Tidak juga oleh ombak prahara yang besar dan menggulung.
Duka kekasih adalah sedihmu. Luka kekasih adalah tangismu. Sukanya adalah ceriamu. Senangnya adalah gembiramu. Laksana satu hati kembar dalam dua tubuh yang berbeda.


Entah suka datang menghiasi hari
Atau duka yang menghampiri
Cinta adalah berbagi
Karena sungguh !
Meski disemayamkan dalam dua raga
Sepasang kekasih hanya punya satu hati (dikutip dari artikel teman - tagged)


******

Kadang aku bingung dengan diriku sendiri.
Aku tau tentang Cinta, aku juga mengagungkan Cinta,
Aku tau ujian / cobaan Cinta,
Aku tau konsekuensinya mencintai, karena aku juga ingin dicintai.
Tapi... aku bingung... Aku bingung....
Adakah Cinta sejati aku miliki ...?
Kenapa aku tidak memiliki jiwa berkorban untuk orang yang ku cintai...?
Kenapa aku tidak memiliki jiwa yang ikhlas untuk menerima apa adanya orang yang ku cintai...?
Kenapa... kenapa... dan kenapa... ??
Aku pun sampai saat ini tidak tau.... dan tidak mengerti akan diriku.
maafkan aku kasih....


Tidak ada komentar: