Selasa, 13 Januari 2009

Keraguan Aisya... (1)


Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan… apa yang dinanti oleh Aisya tak kunjung juga tiba. Titik terang yang semula telah terlihat ada pada kehidupan Ari di masa depan, masih memudar dan mungkin semakin memudar. Padahal Aisya berharap… titik terang itu akan semakin terang dan jelas, sehingga apa yang telah direncanakan antara Aisya & Ari, semuanya dapat terwujud.

Tapi… semakin lama ditunggu… semakin lama juga titik terang itu menjadi jelas… sehingga Aisya menjadi ragu kembali…. Aisya merasa takut dengan apa yang akan terjadi nanti, jika titik terang yang diharapkan Aisya tidak juga datang.

Aisya terlanjur memiliki janji, Aisya terlalu cepat menerima semuanya…. Dan saat kebimbangan serta keraguannya kembali hadir, maka Aisya baru menyadari akan semua yang telah dia lakukan adalah Salah.

Mengapa dulu dia tidak pernah berpikir masak2 akan semua itu, kalau pada akhirnya akan menyakitkan semuanya.

Aisya terlalu terlena oleh janji2 manis yang selalu diberikan oleh Ari. Pada kenyataannya tak satupun janji itu terealisasi.

Aisya menyadari juga akan kesalahannya yang telah juga berbuat janji pada Ari, yang mana Aisya akan selalu mendampingi Ari sampai kapan pun, tapi kenyataannya… Aisya juga tak sanggup memegang janjinya…dia sadar, semua ini salah.

Tapi Aisya juga bertanya akan hal ini… Apakah dia salah, disaat Ari terpuruk dia menemaninya dan berusaha membuat Ari bangkit kembali dari keterpurukannya. Tapi disaat Ari semakin terpuruk, dia sudah tak sanggup lagi menemaninya, karena dia tidak pernah merasa bahagia dengan apa yang dia telah lakukan bersama Ari. Juga Aisya telah lelah dengan semua kebohongan2 Ari padanya. Apakah Aisya salah…??


Hal ini selalu menghantui pikiran Aisya sehingga membuat sikap Aisya terhadap Ari menjadi berubah.

Aisya menjadi kasar terhadap Ari, Aisya selalu menghindar dari Ari, Aisya bersikap ketus dan menyakitkan buat Ari. Hal ini pun disadari oleh Aisya, bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang buruk dan sangat menyakitkan buat Ari. Tapi apalagi yang harus Aisya lakukan ?

Semua ini sengaja Aisya lakukan supaya Ari membencinya dan melepasnya. Karena Aisya jujur dan mengungkapkan semuanya, termasuk keinginannya untuk lepas dari Ari secara baik2… itupun tidak membuat Aisya senang, karena Ari tidak pernah mau melepaskan Aisya sampai kapanpun. Hal ini membuat Aisya semakin bingung dan semakin membuat Ari tersakiti.

Akhirnya Aisya mengambil tindakan sepihak, dia tetap dengan pendiriannya lepas dari Ari… dan untuk sementara putus hubungan sebagai pacar. Ari tetep menolak, tapi Aisya tidak perduli.

Aisya hanya berjanji pada Ari… dia akan kembali pada Ari jika semuanya dah jelas, dan Ari berangkat kerja.


Akhirnya Ari setuju dengan keputusan Aisya, dan Ari memegang teguh semua ucapan Aisya.

Aisya merasa senang… mulailah Aisya dengan kegiatan barunya… mencari kegiatan2 yang membuat hatinya senang dan bisa melupakan keterikatannya pada Ari. Aisya senang sekali dengan kehidupan barunya… tapi kadang Aisya juga menjadi sedih dan kesal kembali, karena Ari kadang masih mengganggu Aisya dan masih posesive dengan Aisya. Ari masih menganggap Aisya adalah pacarnya dan hidupnya, sehingga Ari tetep melakukan hal yang menurutnya adalah baik.

Memang betul, Ari sangat perhatian dan sayang pada Aisya, dan takut akan kehilangan Aisya. Tapi sikap Ari dimata Aisya sangat berlebihan... jadinya Over Protective dan Posesive. Menurut Ari, dia tidak seperti yang dikira Aisya... tapi Ari tidak menyadari, di sela perhatiannya pada Aisya, terselip kecemburuan dan kecurigaan pada Aisya. Hal ini membuat Aisya merasa gerah... Aisya merasa kehidupannya yang lalu kembali hadir.


Dulu Aisya selalu terbelenggu oleh ke - over protective -an dan posesive dari pasangannya, sehingga Aisya merasa langkahnya selalu pendek, padahal Aisya adalah wanita yang aktif disegala bidang. Aisya tidak ingin masa lalunya yang membelenggu dirinya hadir lagi pada kehidupannya yang baru. Aisya ingin bebas dan dipercaya untuk melangkah dalam setiap aktifitasnya. Kehidupan Aisya sendiri, dirasakan Aisya adalah suatu Anugerah yang begitu besar, karena dengan kesendiriannya Aisya merasa bahagia, sangat bahagia... karena dia merasakan kebebasannya dalam beraktifitas dan bersosialisasi dengan siapapun.

Tapi Aisya juga wanita normal, yang masih butuh Cinta, Kasih Sayang dan Perhatian dari seorang laki2. Aisya juga ingin merasa aman dan dilindungi... sehingga Aisya mencoba mencari pemilik tulang rusuknya. Saat Aisya bertemu dengan Ari, Aisya merasakan bahwa Ari lah pemilik tulang rusuknya, sehingga apapun keadaan Ari dan siapapun Ari, Aisya menerimanya dengan tulus dan Aisya berusaha menemani hari2 Ari dalam kehidupan barunya di Jakarta, sampai Aisya pun bersemangat untuk menyiapkan semuanya... untuk kehidupan barunya bersama Ari kelak. Tapi apa yang terjadi setelah semuanya ada.... ujian2 cinta itu masih selalu hadir diantara mereka berdua. Aisya yang semula bersemangat karena apa yang telah mereka rencanakan berdua akan terwujud, tapi akhirnya sirna kembali... ternyata wujud dari rencana2 mereka berdua masih belum terlihat jelas dan masih belum hadir dalam kehidupan Ari. Sehingga terjadilah perubahan pada diri Aisya... yang mana Aisya sudah tidak sanggup lagi dengan semua ini, Aisya sudah tidak sanggup lagi menemani Ari. Walau di hati Aisya yang paling dalam, masih ada Ari bersemayam disana. (To be continue....)


Tidak ada komentar: